
Serang – Berdasarkan data kementerian ESDM proyeksi permintaan energi 2019-2050 diperoleh melalui perhitungan intensitas dan aktivitas per jenis energi pada setiap sektor dengan menggunakan data dasar tahun 2018. Tren peningkatan dan penurunan energi masing-masing skenario dihitung berdasarkan asumsi-asumsi.
Permintaan energi final nasional skenario BaU, PB dan RK akan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan per tahun masing-masing 5,0%, 4,7% dan 4,3% sehingga permintaannya pada tahun 2050 masing-masing akan mencapai 548,8 MTOE, 481,1 MTOE dan 424,2 MTOE.
Penghematan permintaan energi final skenario PB terhadap BaU pada tahun 2050 sebesar 12%, sementara penghematan permintaan energi final skenario RK terhadap BaU pada tahun 2050 sebesar 23%.
Permintaan energi final hingga tahun 2050 masih akan didominasi oleh sektor industri dan transportasi sebagaimana kondisi pada tahun 2018. Peningkatan aktivitas industri dan aktivitas kendaraan bermotor memberikan kontribusi yang cukup besar pada peningkatan permintaan energi di kedua sektor tersebut.
Permintaan di sektor industri diproyeksikan sejalan dengan proyeksi pertumbuhan industri pada “Visi Indonesia 2045” sedangkan permintaan energi di sektor transportasi dipengaruhi oleh pertumbuhan kendaraan bermotor, program substitusi kendaraan konvensional (BBM) ke kendaraan listrik, program mandatori biodiesel dan bioetanol serta beralihnya kendaraan pribadi ke kendaraan masal.
Pada tahun 2050, sektor industri akan lebih mendominasi dibandingkan sektor lainnya sehingga pangsanya menjadi 42% pada skenario BaU, 40% pada skenario PB dan 37% pada skenario RK. Permintaan energi terbesar setelah industri adalah sektor transportasi, sektor rumah tangga, sektor komersial dan sektor lainnya .
Permintaan energi final berdasarkan jenis energi menunjukkan bahwa pada tahun 2050 permintaan listrik akan lebih dominan masing-masing sebesar 35% (BaU), 34% (PB) dan 33% (RK). Tingginya permintaan listrik dipengaruhi oleh meningkatnya penggunaan alat elektronik terutama di sektor rumah tangga serta substitusi penggunaan genset pada sektor industri dan komersial yang berbahan bakar minyak ke penggunaan listrik on grid. (FN)